Cerita Romantis "Mendadak Naksir" Part ~ 02

Terlalu lama kah nunggak nya? Kekekkeke, yaahh maklum saja, Gadis penulis ini kan memang gadis cantik sok sibuk yang kerjaannya yaaa terus menyibukkan diri. (???) Ahh sudah laah yang pentingkan nih Cerita Romantis 'Mendadak Naksir' dilanjut. Urusan lama atau enggak nya yaaa,,, haraf maklum. Kekekekke #Dicekek

Okelah, dari pada curcol ga jelas tentang kesibukan yang orang juga ga nanya (???) mending langsung keceritanya saja. Oh ya, untuk Cerpen cinta ' Sweety heart' yang enggak tau juga kapan nemu ending nya itu. sabar ajja yaa #KayakAdaYangNungguin :D dan untuk part sebelum nya tentang Mendadak naksir ini, bisa dilangsung dilihat dengan klik Disini. Over all, happy reading...


Cerita Romantis "Mendadak Naksir" Part ~ 02

“Astaga! Serius kamu run?” Tanya Poppy kaget setelah mendengar cerita yang keluar dari mulut Harun tentang siapa Wildan sebenarnya. Astaga, benarkah yang ia dengar itu?

“Tentu saja aku serius!” jawab Harun menjelaskan “Bukannya aku sudah menceritakannya padamu. Sudah aku katakan kalau dia itu anak pesantren. Dan aku benar-benar tidak menyangka kamu mau melakukan itu. Menyalami nya seperti itu. Aduuh kamu benar-benar menambah masalah” Lanjutnya.

“Aku tidak tau” Kata Poppy dengan pandangan menerawang. Pantas saja laki-laki itu kaget dan langsung meninggalkannya, apa yang baru saja ia lakukan.

“Tidak tau? Memangnya apa yang kamu fikirkan saat aku ingin menyalaminya tapi dia malah menangkupkan kedua tangannya tanda ia ga mau salaman. Terlebih lagi sepertinya saat itu Harun sudah menjelaskannya kalau Wildan itu anak pesantren deh” Ucap Eka sedikit sebel.

“Entahlah, aku juga tidak tau pasti apa yang sedang aku fikirkan saat itu. Tapi aku sangat yakin jika aku sama sekali tidak mendengar penjelaskan itu” Jawab Poppy “Sepertinya aku harus minta maaf sama tuh orang” Lanjutnya dengan tegas.

“Tidak semudah itu” Jawab Harun.

“Maksudmu?” Tanya Poppy bingung, Eka hanya menatapnya dengan pandangan sama bingungnya walau ia tetap diam dan menuggu kelanjutan dari penjelasan harun.

“Karena Wildan tidak akan semudah itu bisa keluar dari pesantrennya. Ia hanya akan keluar saat ia yakin akan ada yang penting. Dan aku yakin kamu juga tidak bisa dengan mudahnya masuk pesantren hanya untuk meminta maaf padanya” Jelas harun.

“Kalau begitu aku akan mencari cara untuk bisa masuk kepesantren itu dan meminta maaf” Balas Poppy penuh keyakinan dan langsung mendapat tatapan tajam atau sepertinya akan lebih tepat jika disebut tatapan kaget dari kedua sahabatnya. Seorang Poppy akan memasuki pesantren hanya untuk meminta maaf? Benarkah?

“Kamu yakin?” Tanya Eka memastikan.

“Sangat” Jawab Poppy yakin “Dengan itu, aku minta bantuanmu sedikit Harun. Aku ingin tau dimana letak pesantrennya. Dan untuk bagaimana bisa aku menemuinya disana, aku akan memikirkannya nanti” Lanjutnya. Kedua sahabatnya saling pandangan dengan apa yang diucapkan Poppy. Bukan ia tidak penasaran, hanya saja mereka berdua sudah sangat mengenal Poppy dengan cukup baik. Poppy tidak akan merubah fikiranya yang sudah ditetapkan sebelum apa yang ia inginkan itu bisa ia dapatkan.

“Apakah aku punya pilihan lain?” Tanya Harun hati-hati.

“Tidak” Jawab Poppy yang sepertinya kedua sahabatnya juga sudah mengetahui jawaban itu karena keduanya hanya diam tanpa membantah, sepertinya membiarkan Poppy melakukan apa yang dia inginkan adalah tindakan yang benar. Dan untuk Poppy sendiri, ia juga tidak tau kenapa ia benar-benar ingin melakukannya. Dorongan dalam hatinya lebih kuat dari rasa gengsinya yang tinggi. Dan sebenaranya ia juga ingin memastikan apa yang ia rasakan.

Apa yang ia rasakan saat ini benar-benar tidak seperti biasanya, seolah menatap Wildan adalah kebutuhannya, ia juga tidak tau kenapa kedua mata Wildan yang menatapnya kemarin masih terus tidak lepas dari ingatannya, dan perasaan ingin melihat tatapan itu terus semakin besar saat apa yang diketahuinya tentang Wildan.

Jika mendengar cerita dari Harun, Wildan itu adalah salah satu anak pesantren yang membantunya saat hampir tertabrak dijalan raya. Akibat dari mendengarkan Mp3 dari earphone hanpone nya. Harun tidak menyadari kalau ada sebuah Truk yang melaju kearahnya, untung dengan cepat Wildan sempat menyelamatkannya terlebih dahulu sehingga nyawanya masih bisa terselamatkan. Dan sejak itu mereka berteman. Kejadian itu juga belum lama, menurut cerita Harun baru sekitar bebrapa hari yang lalu. Sebelum hari ulangtahunnya.

Dan entah mengapa sejak pertemuan pertamanya itu, Poppy merasa jika ia sudah sangat dekat dengan Wildan. Merasa memang sudah seharusnya ia bersama dengan Wildan, memilikinya. Bersamanya, berdua dann... Poppy segera menggelengkan kepalanya yang mulai memikirkan yang tidak-tidak. Ahh sudahlah, ia juga tidak tau apa yang ia rasakan. Yang jelas dorongan untuk menemui Wildan lagi sangat besar. Membuatnya mau tidak mau harus menuruti kemauannya sendiri. Sebaiknya ia segera mencari tau apa yang sedang ia rasakan.

Dia harus menyakinkan dirinya sendiri jika ia tidak mencintai laki-laki itu. Cinta pada pandangan pertama? Yang benar sajalah. Sudah lama ia melupakan tentang cinta, dan rasa keterpesonaan itu. Tapi kenapa semakin ia menyakinkan dirinya sendiri jika ini bukan cinta, maka semakin besar perasaan itu muncul dalam ingatannya. Benar-benar perasaan yang menganggu. Sepertinya memang sebaiknya ia menemui Wildan dan menyakinkan apa yang ia rasakan. Jika perlu, ia harus memaksa laki-laki itu untuk menaykinkannya dan membuatnya berhenti untuk merasa penasaran.

~ Cerita Romantis 'Mendadak Naksir' ~

“Kamu yakin dengan apa yang ingin kamu lakukan?” Tanya Eka untuk kesekian kalinya, dan kali ini bukan jawaban yang keluar dari mulut Poppy, melainkan tatapan lelah kearah sahabatnya. Eka menghembuskan nafas lelah, menyadari jika tidak ada keraguan dengan apa yang akan Poppy lakukan. Melihat dari usahanya selama seminggu ini untuk berusaha berdandan dan mengenakan jilbab. Berusaha untuk terlihat menjadi wanita solehah.

“Aku hanya memastikannya saja Poppy. Kamu yakin akan betah disana?” tanya Eka lagi. Dan lagi-lagi Poppy menatapnya kesal “Hais, ia ia aku tau kamu sudah menjelaskanya. Tapi aku masih belum puas dengan semua yang kamu katakan. Ini benar-benar tidak masuk akal. Yang benar sajalah. Kamu ingin masuk pesantren hanya karena laki-laki itu? Yahh walaupun aku juga menyukai Wildan, tapi sepertinya aku tidak akan senekat itu” Lanjutnya.

“Eka. Aku tidak menyukai Wildan jika itu yang kamu maksudkan. Aku hanya ingin meminta maaf kepadanya” Jawab Poppy sambil menyeruput jus jeruk digelas tepat berada didepannya.

“Kamu hanya ingin minta maaf bukan? Lalu kenapa kamu harus menetap disana?” tanya Eka.

“Sudah kukatakan kepadamu. Aku juga tidak tau kenapa aku melakukannya. Tapi saat kemaren aku mendatangi pesantren itu, menemui Ustad disana, aku merasakan kedamaian disana, istrinya juga entah kenapa begitu menyayangiku. Dan aku tidak menyadari jika aku menyutujui untuk tinggal disana. Menetap dan belajar disana. Aku tau ini konyol. Tapi aku juga tidak tau lagi harus menjelaskan bagaimana situasi ini bisa terjadi kepadaku” Jawab Poppy.

“Kamu tentu bisa menolaknya bukan?”

“Tidak semudah itu Eka. Dan setelah difikir-fikir lagi sepertinya bukan ide buruk untuk tinggal dan belajar disana. Yaahh aku tau aku sangat tidak tau apapun tentang itu semua. Tapi aku yakin, aku bisa jika aku melakukannya dengan benar. Aku merasa apa yang aku lakukan saat ini adalah yang seharusnya. Dan entah kenapa juga, aku malah merasa seharusnya aku melakukannya lebih cepat dari pada ini sebelumnya” Jelas Poppy yang membuat Eka menghembuskan nafas pasrah. Entah apa yang difikirkan sahabatnya saat ini.

“Lalu bagaimana dengan keluargamu?” tanya Eka.

“Mereka setuju. Yahhh meski tetap kaget dengan keputusanmu seperti yang kamu lakukan saat ini. Tapi aku berhasil menyakinkan mereka jika ini pilihanku, ini yang akan aku lakukan dan akhirnya mereka setuju dan mendukungku untuk melakukannya” Jawab Poppy.

“Jadi kapan kamu akan menjadi anak pesantren?”

“Kamu jangan bertanya dengan nada sinis seperti itu. Aku yakin kamu juga tidak akan mempermaslaahkannya jika kamu masih menyukai sii Wildan itu. Lagian tidak ada salahnya menjadi anak pesantren bukan? Dan untuk pertanyaanmu, aku akan mulai disana lusa” Jawab Poppy dengan santai. Meski tampak Eka masih tidak yakin sahabatnya akan melakukan itu. Bagaimana mungkin hal ini terjadi, seorang Poppy akan menetap dipesantren? Yang benar sajalah.

“Aku tau kalau itu tidak salah. Aku hanya merasa ada yang aneh disini. Aku melihat seolah kamu benar-benar ngotot untuk tinggal dan menetap disana. Aku tidak yakin jika itu hanya karena ingin meminta maaf pada Wildan. Aku yakin ada sesuatu yang kamu sembunyikan” jawab Eka. Poppy terdiam, apakah ia harus menceritakan sesuatu yang disembunyikannya pada gadis itu. Tapi ia tidak yakin jika Eka akan mempercayai apa yang akan ia katakan.

“Aku tidak yakin kamu bisa menerima alasanku” Jawab Poppy akhirnya.

“Tapi setidaknya aku akan mempertimbangkannya jika itu adalah alasan utama kenapa kamu memilih jalan ini” Balas Eka akhirnya.

“Baiklah. Sebenarnya kemaren malam, sebelum aku mendatangi pesantren itu. Aku bermimpi bertemu Wildan. Aku berusaha untuk meminta maaf padanya, tapi semakin aku berusaha. Ia malah tampak terus menjauhiku, seolah aku adalah seseorang yang harus dihindarinya. Setelah perjuanganku yang tidak gampang menyerah. Akhirnya aku bisa menemuinya. Berbicara kepadanya, tepat berada didekatnya. Meskipun itu hanya dalam mimpi aku seolah merasakan hal itu nyata terjadi dalam ingatanku sendiri. Aku merasakan setiap detik bersamanya. Dan saat aku mengatakan apa yang harus aku katakan...

“Wildan tidak mau memaafkanku. Dan detik itu juga aku merasa ketakutan yang amat sangat. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaanku saat itu, sakit sedih kecewa takut dan merana. Aku smakin takut dan mematung ditempatku berdiri. Tidak bisa bicara dan membalas tatapannya meskipun aku ingin. Dan samar-samar aku mendengar dia berbicara. Mengatakan dia akan memaafkanku jika aku belajar dan menuntut ilmu disana. Seperguruan dengannya dan berubah menjadi seperti dirinya, memperdalam ilmu agamaku dan membuktikan padanya bahwa aku benar-benar menyesali perbuatanku. Dan akhirnyaa... yaahh saat aku menemui pak ustadz. Dan ditawarkan untuk tinggal disana, aku langsung menyetujuinya” Poppy mengahiri ceritanya sambil tersenyum, seolah mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

“Kamu yakin Wildan yang asli akan mengatakan hal yang sama?” Tanya Eka.

“Entahlah, aku belum bertemu dengannya, dan aku juga yakin dia tidak tau jika aku akan belajar disana. Tapi sepertinya itu akan menjadi kejutan buatnya, untuk apa yang akan terjadi nanti. Sepertinya aku akan tetap mengikuti apa yang aku rasakan” Jawab Poppy sambil tersenyum.

“Kamu benar. Alasanmu memang tidak bisa aku terima begitu saja, tapi setidaknya itu lebih membuatku sedikit merasa... yaahh mungkin memang ini yang harus kamu lakukan” Balas Eka dan ikut tersenyum. Merasa bahwa akan sia-sia saja usahanya untuk menggagalkan rencana Poppy. Dan dalam hati ia juga berguman, bahwa tidak ada yang salah dengan sebuah pesantren. Dan mungkin suatu saat nanti, saat ia bisa yakin dengan dirinya sendiri, ia akan melakukan hal yang sama seperti yang Poppy lakukan.

“Aku tau kamu akan setuju pada akhirnya” Kata Poppy dan ikut tersenyum manis. Ia sudah yakin dengan apa yang akan dia lakukan, walau ia juga sangat mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya pasti akan berbeda dengan kehidupannya sebelum ini. Hari-hari ditempat yang berbeda kehidupan yang berbeda. Heemm sepertinya ia harus meninggalkan semua kebiasaan buruknya. Dan berusaha untuk menjalani hari-harinya untuk lebih mengenal dunia barunya.

~ Cerita Romantis 'Mendadak Naksir' ~

Wildan melangkah sambil membawa tumpukan buku-buku ditangannya, langkahnya pasti kerumah pak ustadz guru yang sangat disegani di pesantren itu yang juga merupakan pemilik pesantren yang ia tempati saat ini. Dengan senyuman yang masih tersungging dibibirnya setiap kali melewati murid-murid seperguruannya yang kebetulan berpapasan ditengah jalan.

“Assalamu’alaikum...” ucap Wildan begitu tiba ditempat yang ingin ditujunya.

“Wa’alaikumsalam... masuk...” Terdengar jawaban dari dalam, Wildan melangkah dan masuk kedalam sebuah rumah didepannya, menuju kearah meja yang seperti nya sudah sering ia lakukan karena memang sudah rutinitasnya melakukan itu setiap hari.

“Ini buku-bukunya pak ustadz” Kata Wildan dan meletakkan tumpukan buku yang dibawanya diatas meja.

“Terimakasih Widan...” Jawab Pak ustad sambil tersenyum. Wildan ikut tersenyum menatap pak ustadz yang sangat diseganinya itu, tapi saat ia akan berbalik pergi, pandangannya terhenti pada sosok wanita yang duduk diruang tamu dan menjadi tamu gurunya itu. Wanita yang baru-baru ini sering muncul dimimpinya, menghantui ingatannya dan selalu terbayang disetiap doanya. Wanita itu. Dia, Poppy. Ya, seseorang yang awalnya harus ia hindari, sekarang duduk dan berada tidak jauh darinya.

“Astagfirullah...” Ucap Wildan pada dirinya sendiri lalu menunduk menghindari pandangannya “Baiklah pak ustadz... saya permisi dulu...” Lanjutnya dan melangkah meninggalkan rumah gurunya itu. Poppy yang masih duduk disana, tersenyum melihat ulah Wildan yang seolah salah tingkah lalu melangkah cepat pergi dari pandangannya. Dan diam-diam Poppy juga harus menahan gemuruh dihatinya yang tiba-tiba terdengar keras. Bagaimana kalau kedua orang tua didepannya menyadari perasaanya. Poppy sendiri sampai takut jika kedua orang itu mendengar detakan keras jantungnya yang menggila. Tapi sepertinya tikak karena kedua orang itu tetap tidak mengatakan apapun.

Dengan langkah cepat Wildan keluar dari rumah pak ustad pemilik pesantren yang ia tinggali. Kaget menyadari gadis itu berada disana, dan menanyakan pada dirinya sendiri bagaimana bisa ia terpesona didepan kedua oran yang ia segani disana. Benar-benar tindakan yang memalukan. Wildan merutuki dirinya sendiri, dengan menahan perasaanya sendiri yang entah kenapa merasakan kegembiraan, membuat Wildan sendiri merasa bodoh. Bagaimana bisa ia meraskan seperit itu. Bukannya seharusnya ia menghindari gadis itu, karena perlakuannya beberapa hari yang lalu benar-benar bukan hal yang pantas. Tapi kenapa berbading balik dengan apa yang ia rasakan. Keanpa berbanding balik dengan hatinya sendiri. Benar-bear sulit dipercaya. Gadis itu... Ia. Poppy. Sepertinya ia harus terus berusaha untuk menghindar jauh-jauh dari gadis itu. Karena perasaanya akan semakin sulit untuk dikontrolnya jika sudah berhadapan dengan Poppy. Berbahaya.

Bersambung...

Kekekekke ga jelas juga kah??? Ahahhaha, aneh yak? Sama. Gadis penulis ini juga merakan hal yang sama. Ternyata sulit juga membuat cerpen seperti ini. Dan untuk Desteny, apakah Penulis sudah mengahncurkan cerita ini sedemikian rupa? Hehehe, sudah ku bilang bahwa aku tidak bisa melakukannya bukan? Tapi berhubung aku sudah mengatakan akan berusaha, maka hanya ini lah yang bisa aku lakukan. Dan untuk kelanjutannya nanti, sepertinya aku harus mulai bersemdi lagi mulai sekarang. Kekekekke... over all, ketemu di part selanjutnya saja yaa...

Salam~Mia Cantik~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar