Cerpen Cinta "Mendadak Naksir" Part ~ 01

Hallo holla hay... Sepertinya sudah lama juga kagak negpost yaa... Ehehhehe dan sekarang, yaahh berhubung ada yang Reques mau cerpen yang seperti ini, jadi yaa diusahain deh. Dan ini cerpen beneran Requesan dari Temen penulis sii Desteny ituu... Nih ya dek, kakak penulis cantik buatkan. Ehehehhe... Dan tentu nya udah tau kan judulnya. Yups benar sekali Cerpen cinta "Mendadak Naksir" Eheheh ga tau asal dari mana.

Dan untuk Cerpen cinta "Sweety Heart" Sepertinya itu tunggu bersemedi dulu yaa... Ihihihi, Baiklah dari pada banyak coment. Over all, happy reading ajja.


Cerpen Cinta "Mendadak Naksir" Part ~ 01

“Jelaskan padaku, Siapa laki-laki itu!” Tegas Viand sambil menahan tangan Poppy yang sudah siap untuk pergi, meninggalkannya karena merasa telah dituduh yang tidak pernah ia lakukan. Terlebih lagi, dia juga ga merasa memiliki urusan dengan laki-laki itu.

“Lepasin tanganku” Ucap Poppy tajam. Menahan kesebelan yang dengan cepat langsung menjalar ketubuhnya. Sudah berkali-kali ia mengatakan kalau ia tidak mengenali laki-laki yang dimaksud, kenapa masih dipaksa dan dituduh juga. Kemaren sore saja dia dirumah bersama Eka. Mana mungkin ia bisa jalan bersama laki-laki yang dimaksud Viand.

“Tapi ada yang mengatakan padaku bahwa dia melihatmu bersama laki-laki itu. Apa susahnya sii mengakui itu. Aku hanya bertanya, Siapa dia. Kamu tau ga sii betapa sakitnya aku mendengar itu. Ibarat bunga yang sedang mekar langsung layu tanpa bisa dikembalikan”

“Denger ya Viand. Aku tegaskan sekali lagi denganmu” Kata Poppy dengan menahan kesebelannya “Aku tidak tau siapa orang yang kamu maksud, karena aku merasa tidak pernah melakukan apapun yang kamu tuduhkan. Kalau kamu masih lebih percaya kepada orang laen, itu terserahmu. Dan apa-apaan kamu ini, setelah kita dekat kenapa baru-baru ini kamu menghilang bagai ditelan bumi. Tanpa ada kabar apapun dan sekarang? Apa ini? Me ‘introgasiku’ seolah aku ini pelaku sebuah kejahatan? Yang benar saja” Lanjutnya.

“Aku menjauh karena aku ingin menenangkan diri mendengar itu semua. Aku tidak tahan mendengar semua itu. Dan aku benar-benar ingin mengetahui siapa dia bagimu” Ucap Viand.

“Baik. Kalau begitu kenapa tidak kamu lanjutkan saja ‘Perang dingin’ kita. Dan jangan sekali-kali kamu mengulangi perbuatanmu saat ini. Mendengar semua tuduhan ini membuatku langsung ‘Ilfeel’ terhadapmu. Dengar, aku sudah bilang bahwa itu bukan aku, bahkan aku juga tidak tau laki-laki mana yang kamu maksud. Dan kalau kamu masih juga menganggap semua itu benar, terserah padamu saja. Aku sudah benar-benar bosan dengan semua ini” Lanjut Poppy lalu melangkah pergi tanpa bisa ditahan lagi. Sepertinya ia memang harus mendinginkan kepalanya terlebih dahulu.

~ Cerpen cinta 'Mendadak Naksir' ~


Poppy merebahkan tubuhnya diranjang tempat tidur. Tanpa melepas sepatu yang dikenakannya terlebih daulu. Tubuhnya lemas setelah berjalan seharian mencari sebuah hadiah untuk sahabatnya. Untung saja dapat, dan setelah kecapean itu, ia malah bertemu Viand yang baru-baru ini memulai ‘Perang dingin’ dengannya. Ya, Viand itu teman yang pernah dekat juga dengannya baru-baru ini. Dan setelah perang dingin yang tidak tau apa sebabnya itu, sekarang malah menunduhnya yang tidak-tidak.

Mengatakan jika kemaren ia berjalan bersama laki-laki lain, yang benar saja. Bagaimana mungkin hal itu terjadi, dan yang makin membuatnya tidak habis fikir adalah, status mereka itu tidak lebih dari teman yang ‘Hampir’ menjadi sahabat. Ya, hanya hampir. Tidak lebih dari itu, kenapa sikapnya sudah begitu. Benar-benar membuatnya merasa menjadi orang paling bodoh karena semua ini. Ia didekati tanpa tau sebabnya lalu dijauhi tanpa tau masalahnya dan sekarang di ‘Introgasi’ tanpa tau kesalahannya. Yang benar saja. Memangnya siapa dia. Dasar cowok! Lagi-lagi umpatan itu yang terdengar.

Menutupi beberapa kisah yang sepertinya terlalu sulit juga untuk dilupakan mengenang bebrapa kisah cintanya berakhir tragis bahkan oleh sebab yang hampir sama itu membuatnya sedikit trauma dan merasa membenci laki-laki. Tidak! lebih tepatnya ia membenci cinta. Ia memiliki banyak teman laki-laki, tapi hanya sebatas teman. Tidak lebih dari itu, ia tidak pernah mau lagi berurusan dengan yang namanya cinta. Dan kali ini, ia bertemu orang seperti itu. Benar-benar membuat jantugnya mendidih karena eneg.

Poppy meraih hanpone nya yang berdering sekali tanda SMS masuk, begitu dibuka ternyata dari Eka yang mengabarkan kalau besok mereka akan menghadiri acara ulang tahun sepupunya Eka yang merangkup juga menjadi sahabatnya bersama. Poppy juga sudah menyiapkan hadiah yang akan ia bawa. Dengan malas-malasan ia membuka sepatu kets yang ia kenakan. Dan membuangnya sembaragan. Tanpa memperhatikan sekeliling ia merangkak naik kekasurnya dan merebahkan kembali tubuhnya siap memainkan jarinya ditombol keyboard hanpone nya.

Dan setelah basa-basi beberapa saat untuk menginformasikan apapun yang harus ia lakukan nantinya. Poppy memejamkan matanya, beneran merasa lelah dengan kegiatannya hari ini. Menurut perkiraannya pasti ia akan terlambat bangun pagi nanti. Tapi sepertinya itu tidak menjadi fikirannya saat ini. Yang jelas ia harus mengistirahatkan matanya sesegera mungkin.

~ Cerpen cinta 'Mendadak Naksir' ~


“Kamu kenapa sii... Pesta-pesta gini kok manyun?” Tanya Eka begitu memasuki area pesta ulang tahun ditempat Harun. Malam ini dengan gaun peach yang dipadukan dengan sepatu kaca serta rambut yang disanggul dan menyisakan beberapa helai disamping wajahnya membuat Poppy terlihat menawan.

“Siapa yang ga sebel kalau kamu dituduh dan di introgasi sama orang yang statusnya masih teman tapi dalam proses. Dibilang yang ga ga dan sok mengatur segala kehidupanmu coba” Balas Poppy cemberut.

“Kenapa? Masih marah sama perlakuan Viand kemaren yaa?? Hehe mungkin dia cemburu kalii...” Goda Eka “Udah kenapa ga kamu ambil ajja dia?” Lanjutnya.

“Mimpi apa aku sampai mendapatkan orang seperti itu. Tidak tidak tidak... jangan diteruskan. Itu ga mungkin terjadi. Sudahlah, aku mau melihat Harun dulu, dari tadi aku mencarinya tapi tidak ketemu juga, kira-kira kemana yaa tuh anak” ucap Poppy.

“Poppy, Eka... Heii...” Sapaan dari samping membuat Poppy dan Eka menoleh, tepat kearah Harun yang melangkah kearah mereka dengan senyuman bertengger diwajahnya. Dan sepertinya memang senyuman itu menular, karena mampu membuat Poppy dan Eka melakukan hal yang sama. Tersenyum cerah kearahnya.

“Heii... Selamat ulang tahun yaa...” Ucap Poppy kearah Harun begitu juga dengan Eka. Dia juga melakukan hal yang sama. Memberikan ucapan selamat dan melupakan sejenak semua kesebelan yang ia rasakan.

“Ada yang pengen aku kenalin nih sama kalian” Kata Harun tanpa melepas senyuman yang terus bertengger dibibirnya.

“Oh yaa... Siapa?” Tanya Eka “Cowok??? Keren ga??? Waahh mana?” Lanjutnya Antusias.

“Huu kamu yaa... Pantang... Hahaha dasar...” Komentar Poppy.

“Udah, bentar yaa... itu orangnya...” Kata Harun kearah tepat dibelakang Poppy “Heii, Wildah... Sini...” Lanjutnya kearah seorang cowok yang sedang mengambil minuman diatas meja. Poppy membalikkan tubuhnya dan menatap kearah cowok yang dimaksud Harun.

Satu detik, dua detik, tiga detik... pandangan kaget langsung terpancar diwajah Poppy begitu melihat sosok Wildan. Perasaan ini. Iaa sangat mengenali perasaan yang tiba-tiba menjalar kedalam dirinya itu. Jantung berdetak cepat, perasaan senang yang tiba-tiba menyusup, oksigen yang entah kenapa tiba-tiba terasa menipis di sekelilingnya. Cinta! Hanya satu kata itu yang berseliweran dalam ingatannya. Dan langsung dengan tegas dibantah oleh fikirannya. Jangan pernah jatuh cinta lagi. Dan tidak akan pernah. Apalagi sekarang.

“Kenalin... Ini Wildan, dia temen baru ku. Dan ngomog-ngomong dia juga yang udah banyak ngebantu dengan semua acara ini” Harun memperkenalkan Makhluk itu kearah Poppy dan Eka yang masih terdiam, kaget begitu melihat Wildah.

“Temen baru??” Tanya Eka yang sepertinya baru bisa menguasai dirinya sendiri. Kekaguman akan sosok makhluk dihadapannya jelas terpancar dengan ekspresinya “Kenalin, Aku Eka. Sepupunya Harun” Lanjut nya sambil mengulurkan tangan tanpa melepas senyumannya.

“Wildan...” Jawab Wildan sambil menyatukan kedua telapak tangannya dan membalas tersenyum. Tanpa membalas uluran tangan Eka yang langsung menatapnya bingung, mengangkat kedua alisnya tanda ga ngerti.

“Anak pesantren. Biasalah... bukan mukhrim tau!” Ucap Harun kearah Eka yang kemudian dengan senyum malu-malu menarik kembali uluran tangannya.

Poppy masih memperhatikan itu dengan penilaian-penilaian yang terus berubah-ubah dalam dirinya. Mulai dari keterpesonaan yang sempat ia rasakan sampai menjadi sinis karena perasaan yang tidak bisa ia tahan menjadi kembali terpesona yang langsung dibantah oleh hatinya kembali. Melihat dari penampilan Wildan, jelas. Baju koko dan kopiah itu sepertinya sudah menjelaskan bagaimana sikap Wildan nantinya.

“Ooo pantesan ajja. Heheh sorry...” Kata Eka masih nyengir menyembunyikan rasa malu nya.

“Poppy...” Tegur Harun kearah Poppy yang masih menatap Wildan penuh selidik, yang membuat Wildan dari tadi berusaha untuk membuang jauh-jauh rasa risih yang sedari tadi ditahanya. Berusaha untuk bersikap biasa tanpa menyakiti hati orang lain. Senyuman juga tidak pernah lepas dari bibirnya. Aura menenangkan akan terasa setiap kali ada orang yang berada disekelilingnya.

“Ehh Iaa... kenapa?” Tanya Poppy setelah tersadar dari lamunannya.

“Kenalin. Ini temen ku, Wildan” Ucap Harun kembali memperkenalkan.

“Ohh... Wildan... Kenalin, Aku Poppy...” Kata Poppy sambil menarik tangan Wildan dan menjabatnya tanpa sempat untuk ditahan karena kejadiannya begitu cepat membuat Eka langsung melongo kaget, harap-harap cemas dan kaget melihat kejadian itu. Apa Poppy tidak mendengar kalau laki-laki itu anak Pesantren bahkan tadi juga laki-laki itu tidak mau untuk menjabat tangannya. Dan sekarang... apa-apan sahabatnya itu.

Baru beberapa detik sentuhan ditangan nya. Keduanya langsung tersentak kaget seolah tersengat sengatan listrik yang langsung menjalar ketubuhnya, bahkan rasa panas itu terus menjalar hingga kewajah nya yang langsung bersemu merah. Kaget. Widlan menarik tangannya dari Poppy yang tidak sempat menahannya. Pandangan kaget dan harap-harap cemas terpancar diwajah Eka dan Harun. Menunggu kelanjutan dari aksi keduanya.

“Kenapa?” Tanya Poppy kearah kedua sahabatnya dengan tampang tanpa bersalahnya.

“Eee ituu...”

“Permisi...” Potong Wildan kemudian melangkah pergi setelah tersenyum sedikit yang jelas masih sedikit kaget dan salting meninggalkan ketiga teman baru nya. Tidak tau apa yang harus ia lakukan membuatnya lebih baik untuk menghindar.

“Lho kok... dia...” Poppy tidak bisa meneruskan kata-katanya begitu melihat Wildan yang melangkah menjauh.

“Poppy... kamu tuhh...”

“Emang aku salah yaa?” Tanya Poppy masih dengan wajah tanpa dosanya.

“Tentu saja!” Ucap Harun dan Eka hampir bersamaan yang langsung membuat Poppy berjengit kaget. Wahhh tumben nih anak kompak. Fikirnya.

“Laahh kenapa?” Tanya Poppy bingung.

“Hais... Kamu itu yaa... udah deh, nanti aku jelasin. Sekarang aku mau menyambut tamu yang datang dulu, kalian berdua... nikmati saja pesta ini” Kata Harun akhirnya “Dan kamu Poppy...” Tegasnya “Jangan dekati Wildan dulu sebelum aku menjelaskan hal ini terhadapmu. Hais kamu itu yaa...” Lanjutnya lalu melangkah pergi karena sudah kehabisan kata-kata melihat ulah sahabatnya. Poppy mengangkat kedua alisnya bingung dengan sikap Harun lalu mengalihkan tatapannya kearah Eka minta penjelasan. Yang ditatap malah tanpa menggeleng pasrah membuat Poppy makin bingung.

“Ahh sudahlah. Aku juga tidak tau pasti apa yang terjadi. Tapi jelas, aku tau banget kalau ini salahmu. Sudah, ayo kita nikmati pesta ini” Kata Eka sebelum Poppy bertanya lalu melangkah meninggalkan Poppy sendiri yang masih kebingungan.

“Lhoo emang, dimana sii letak kesalahanku. Hais mereka berdua ini kenapa sii” Ujar Poppy bingung, lalu melangkah mengikuti Eka yang terus melangkah tanpa memperhatikannya. Sementara itu tampak Wildan yang berdiri bersandar dibelakang tembok dilorong yang kebeltulan sedang sepi. Mengekspresikan yang sulit untuk diartikan.

“Ini berbahaya. Bahkan sangat berbahaya. Gadis ituu... hais, apa-apaan dia itu... benar-benar membuat... Hufh sabar Wildan, sabar... Tapiii... Dia ituu... Haduuhh...” Ucap Wildan terlihat frustasi karena masih bingung menghadapi perasaannya sendiri. Perasaan yang mungkin baru kali ini ia rasakan. Perasaan yang mendadak ini membuatnya seolah tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Kemudian ia menyebut nama Allah serta bershalawat terhadap Nabinya. Untuk menenangkan perasaannya sendiri. Sepertinya ia memang harus jauh-jauh dari gadis itu. Iya. Gadis yang bernama Poppy itu.


Bersambung...

Cut dulu, Lanjutannya tentu menunggu ide muncul lagi. Ahahahha dan tentunya ini ide masih menunggu keajaiban muncul yang entah dari mana itu. Ketemu di cerpen selanjutnya saja yaa....

Salam~Mia Cantik~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar