Cerpen Cinta Sweety Heart Part~05

Nahh berhubung lagi seneng nulis dan ide juga sepertinya mengalir, jadi lanjut nulis dengan cerpen yang dulunya terbengkalai, hiks hiks hiks Walau begitu tetap dilanjutin kan, cerpen cinta Sweety heart yang entah dari jaman kapan baru muncul kelanjutannya. Dan ini beneran admin juga lupa kelanjutannya gimana, jadi bakalan jauh berbeda dari ide awal.

Tidak seperti cerpen cinta One day "I love you" yang langsung end, ini cerpen butuh waktu juga buat kembali ngumpulin ide-ide yang berserakan, dan untuk cerpen "Mendadak naksir" yang juga terbengkalai, #LirikDesteny cewek yang ngerequest ini cerpen, pura-pura nggak tau ajja ah berhubung ide nya belum muncul. Tapi bakalan tetep diusahain kok. Ditunggu ia. Oh iya, buat yang udah lupa sama part sebelumnya, cek aja di sini. Selamat membaca...

Cerpen Cinta Sweety Heart Part~05
Cerpen cinta Sweety heart

"Kenapa kamu harus minta maaf?" tanya seril yang membuat Savira makin merasa bersalah "Tidak ada yang salah dengan mencintai seseorang kan?" lanjutnya lagi yang membuat savira menoleh dan menyadari betapa baiknya sahabatnya ini.

"Kamu tidak akan membenciku kan?" kalimat tanya dari Savira membuat Seril tersenyum.

"Tentu saja tidak, sudahlah aku akan membantumu mendapatkannya dan menyembunyikan rahasia ini dari siapapun, bagaimana?" Jawab Seril menenangkan, Dan Savira yakin ia sangat menyayangi sahabatnya ini, tidak ada yang lebih ia banggakan dari mendapatkan sahabat sebaik Seril.

"Terimakasih. Tapi, bukannya kamu juga menyukainya?" kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Savira, membuat Seril menatapnya tidak mengerti "Kamu pernah bercerita tentang dia juga kan?" lanjutnya.

"Aku tidak menyukai Farel, Savira..." jawab Seril yang membuat dahi Savira berkerut bingung, kenapa jadi Farel yang dibawak-bawak, memangnya apa hubungannya orang yang dia sukai sama Farel.

"Maksudnya?? " Savira masih belum tau apa yang terjadi.

"Memang, aku pernah mengatakan kalau Farel anak pemilik kampus ini adalah makhluk terkeren, terpintar dan tajir. Tapi aku juga sudah mengatakan padamu kalau aku sudah punya orang yang lebih istimewa bukan?" jawab Seril yang makin membuat Savira bingung, tunggu deh. Ini sepertinya ada yang salah disini. Dan pastinya perlu segera diluruskan.

"Kok jadi bawa-bawa Farel sih???" tanya Savira tidak mengerti.

"Iya, orang yang kamu sukai itu Farel kan? Dan aku juga tidak terpesona dalam artian cinta sama dia. Jadi kamu tenang saja. Aku sudah bertanya sama Farel tadi, dan dia mengatakan kalau kalian pacaran. Ahh kamu ya, berita seperti itu pakai dirahasia-rahasiakan segala" jelas Seril sambil tersenyum menggoda.

"HA??!! Pacaran???" jerit Savira kaget, sejak kapan ia pacaran sama Farel.

"Iya, dan kamu juga sudah mengakui padaku barusan kalau kamu juga menyukainya kan? Bahkan kamu meminta maaf padaku sampai nangis segala, hais kamu ini yaa... Sudahlah, aku mengerti kalau kamu mau memberikan surpise tapi aku sudah terlanjur tau dan aku juga kaget. Untuk itu, jangan lupa PJ nya iya. Kamu harus mentraktir ku nanti, yang baru jadian harus kena pajak dulu. Hehehehe..." kata Seril sambil cekikikan.

"Kamu makin nggak jelas deh, kapan aku jadiannya sama Farel coba?" tanya Savira.

"Kamu masih mau menyembunyikannya? Padahal jelas-jelas kamu mengaku kalau kamu menyukainya, dan tadi aku juga sudah menanyakan sama Farel dan dijawab kalian sudah jadian, trus sekarang kamu mau membantahnya?" Seril merasa kalau Savira sudah berbohong terlalu jauh.

"Tapi aku tidak jadian sama Farel. Dan bukan Farel yang aku suka" jawab Savira akhirnya, membuat Seril kaget.

"Bukan Farel, Trus siapa?" tanya Seril yang membuat Savira terdiam, tidak mungkin dia mengatakan kalau orang yang dia suka itu adalah Dirga.

"Eee ituu... Yang aku suka, eee..." Savira makin bingung mau menjawab apa, tapi dia juga tidak mau kalau sahabatnya menduga ia menyukai Farel.

"Sudah, aku yang akan mentraktir kalian nanti sebagai Pajak Jadian kita berdua," tiba-tiba entah datangnya dari mana, Farel muncul dan dengan akrab merangkul bahu Savira yang membuat Seril menatapnya terpesona.

"Ya Ampun Farel, kamu so sweet banget sii..." kata Seril sambil tersenyum.

"Aduh, kamu apa-apaan siih. Ini kenapa juga main rangkul-rangkul segala, jangan sembarangan ya," gerutu Savira sambil melepaskan tangan Farel yang merangkul bahunya.

"Lahh kita kan sudah jadian, sekarang kamu adalah pacarku. Kamu sendiri yang mengakui pada Seril bahwa kamu menyukaiku kan?" jawab Farel sok polos.

"Tidak!!" bantah Savira.

"Ciee... Ah kalian ini, bikin aku tambah ngiri saja. Sudahlah, aku mau kekelas. Males banget melihat kalian berdua bermesra-mesraan," kata Seril dan kemudian melangkah pergi meninggalkan Savira dan Farel berdua. Setelah kepergian Seril, savira menatap Farel sebel.

"Jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi," tegas Savira.

"Tidak ada yang salah, tadi pagi gadis itu menemuiku dan menanyakan apa yang terjadi, kenapa aku bisa mengantarmu. Kemudian aku menjawab kalau kita pacaran," jawab Farel dengan santai.

"Ha?!!" jerit Savira kaget, jadi yang dimaksud Seril tentang orang yang disukainya itu benaran Farel, ahh kenapa dia bisa sampai salah faham begini sih.

"Nggak usah lebay, kan kamu sendiri yang bilang menyukaiku saat Seril bertanya," jawab Farel santai.

"Aku tidak tau kalau pria yang dimaksud itu kamu, hais aku fikir kamu mengatakan kalau yang aku suka itu Dirga," jawab Savira.

"Itu tidak akan terjadi" jawab Farel percaya diri.

"Ihhh kamu tuh ya, sudahlah aku mau kekelas. Dan kamu, berhenti mengatakan kalau kita pacaran. Kita tidak pernah pacaran," jawab Savira "Jelaskan pada seril nanti kalau kita tidak pacaran, ingat itu,"

"Lohh kenapa tidak?" Farel tidak mau kalah.

"Karena kamu tidak pernah menembakku," jawab Savira yang langsung disesalinya begitu melihat Farel yang menatap kearahnya dengan pandangan menggoda "Eh tidak, bukan seperti itu," Savira buru-buru menambahkan kalimatnya.

"Waahhh aku tidak tau kalau kamu mau ditembak Savira, kalau begitu aku menyukaimu dan kita pacaran mulai sekarang," jawab Farel dengan bangganya karena berhasil membuat gadis itu menjadi miliknya.

"Aku sudah bilang bukan seperti itu maksudku," keluh Savira tegas.

"Aku tidak menerima penolakan, dan aku sudah melakukan yang kamu inginkan, aku sudah menembakmu dan kamu tidak boleh menolak. Mulai sekarang, kamu sudah resmi menjadi pacaarku. Sampai nanti siang iaa..." ucap Farel sambil mencubit pipi Savira gemes kemudian melangkah pergi meninggalkan Savira sendiri.

"Hais, kenapa jadi runyam begini yak..." keluh Savira dan dengan kesal ia juga melangkah meninggalkan taman belakang kampusnya, lama-lama memikirkan itu juga tidak membuatnya merasa lebih baik, biar nanti saja dia memikirkan bagaimana membuat sahabatnya mengerti bahwa dia tidak menyukai Farel dan sama sekali tidak berpacaran dengannya.

Cerpen cinta Sweety heart


Dosen berkepala botak salah satu guru yang tidak Savira sukai tampak sedang mencatat didepan papan tulis, sementara Savira sendiri masih memikirkan apa yang bisa dia lakukan untuk membuat Farel berhenti dengan ide gilanya, mendekatinya dengan membuat hidupnya makin rusuh. Bagaimana tidak, makhluk itu sudah satu minggu ini gencar datang kerumahnya dengan alas an menemui Kak Vano, tapi meskipun ia tau Vano tidak ada dirumah, ia tetap menghabiskan disana beberapa jam dan membuatnya semakin eneg.
Ia curiga, jangan-jangan Farel sengaja datang disaat kakaknya tidak ada dirumah, kalau tidak sore lalu malam, dan herannya kakaknya juga mendadak tidak mau pulang saat dia memintanya untuk pulang, terlebih lagi orang tuanya malah memintanya untuk menemani Farel ngobrol, lama-lama berkeliaran dengan pria itu makin membuatnya semakin tidak tenang. Tapi walau semakin sering ia menolak untuk memikirkan, hatinya malah semakin ingin tetap untuk bersama, membuat Savira kebingungan sendiri.

“Kekantin yuk?” ajak Seril yang membuat Savira menoleh kaget, dan menolek kesekeliling, satu persatu teman-temannya meninggalkan ruangan, sementara dosen botak yang tadi dilihatnya sedang menulis sudah tidak ada, lalu kembali pandangannya tertuju pada Seril yang berada disampingnya.

“Emm, ayuk aku juga laper nih,” jawab Savira sambil merapikan buku-bukunya.

“Hari ini aku yang teraktir,” tiba-tiba Dirga menghampiri kearah Seril dan Savira, membuat Savira menghentikan aksinya dan menatap kearah Dirga dengan tatapan curiga.

“Wahh tumben banget nih kamu jadi baik, ada yang dirayain ya?” tanya Savira.

“Ada, makanya ayuk buruan,” ajak Dirga dan jalan didepan sementara Seril dan Savira ngekor dibelakangnya.
Begitu tiba dikantin, semua meja terisi penuh. Hanya ada satu meja kosong dengan 4 kursi yang tersisa dipojokan dan dengan cepat mereka menghampiri meja tersebut agar tidak kedahuluan orang lain, karena ini memang jamnya untuk makan siang. Savira dan teman-temannya yang lain langsung memesan makanan karena Savira sudah mengeluh bahwa ia kelaperan, kemudian Savira melihat kesekeliling, kantin memang sedang ramai. Dan entah kenapa tiba-tiba Savira teringat akan kenangannya pertama kali berkenalan dengan Farel, tidak maksudnya pertama kali makhluk itu mulai mengacaukan hidupnya. Itu juga karena kantin sedang ramai.

“Eh udah aku cari kemana-mana nggak tau nya disini,” tiba-tiba Farel muncul dan tanpa permisi duduk disamping Savira yang membuat Savira melotot kaget. Mulai merasa eneg dengan makhluk itu.
“Sorry, tadi kita langsung kesini soalnya Savira udah mengeluh kelaperan. Terlebih lagi hari ini aku yang akan mentraktir. Kamu juga boleh ikutan kok, kan kemaren dulu kamu juga sudah mentraktir kita karena kalian berdua jadian,” jawab Dirga yang langsung membuat Savira menoleh kearahnya dengan pandangan yang sulit diartikan, huh bagaimana bisa dia harus dikira jadian sama orang yang ia sukai. Tapi Savira tidak sempat protes karena pelayan mengantarkan makanan yang ia pesan.

“Wahh ada acara apa nih pakai ditrakir-traktir juga, kamu menang undian ya?” tanya Farel semangat setelah menyebutkan pesannya pada mbak pelayan yang tadi mengantarkan makanan.

“Ini lebih dari pada sebuah undian,” jawab Dirga misterius sementara Seril hanya tersenyum tersembunyi. Savira yang melihatnya jadi penasaran, sambil menikmati makanannya ia menoleh kearah Dirga.

“Oh iya? Emang ada apa?” tanya Savira semangat.

“Emmm, asal kalian tau saja ya. Kalian adalah orang pertama yang aku kasi tau, kalau ini adalah PJ buat kalian” jawab Dirga sambil tersenyum bangga.

“Ha?! PJ? Maksudnya pajak jadian? Emang kamu sudah punya pacar?” tanya Savira kaget. Bahkan kekagetannya langsung membuat nafsu makannya menurun.

“Hehehe, iya Sav. Aku udah jadian, baru semalem. Setelah kalian berdua pacaran aku juga memutuskan untuk punya pacaran, biar nanti kita bisa double date. Nggak adil kan kalau kalian pacaran tapi aku nya enggak,” jawab Dirga.

“Tapi kita berdua…”

“Trus pacar kamu siapa?” potong Farel sebelum Savira menyelesaikan ucapannya, karena ia tau gadis itu pasti akan mengatakan kalau mereka tidak pacaran, dan tentunya Farel tidak mau merusak moment ini.

“Seril,” jawab Dirga sambil menggenggam tangan Seril dan mengangkatnya keatas meja, Savira yang melihatnya langsung kaget dan dengan pasti rasa nyesek menjalari tubuhnya. Dirga, orang yang selama ini ia sukai diam-diam jadian sama sahabatnya sendiri, dicatat sahabatnya sendiri. Apakah tidak ada lagi hal yang lebih mengecewakan dari pada ini?

“Kamu terkejut kan?” tanya Seril sambil tersenyum senang, salah mengartikan keterkejutan Savira yang diam tanpa kata. Melihat kearah makanan didepannya yang sepertinya membuat nafsu makannya menguap begitu saja, bahkan perutnya sekarang terasa mual seolah mau muntah. Benar-benar keadaan yang sangat tidak menyenangkan.

“Wahh selamet ya kalau gitu,” jawab Farel mencairkan suasana, diam-diam ia melirik kearah Savira. Meskipun hal ini mengungtungkan untuknya tapi ia tau itu pasti sangat sulit untuk Savira, bagaimanapun ia tau gadis itu menyukai pria ini, pria yang sekarang sudah menjadi pacar sahabatnya.

“Sangat. Aku sangat terkejut tentu saja. Emm ia, selamet ya buat kalian berdua. Wah kamu kenapa tidak mengatakan padaku sejak dulu Ril,” kata Savira sambil menahan sakit dihatinya. Tapi tentunya ia juga tidak bisa merusak kebahagiaan sahabatnya.

“Kejutann…” jawab Seril sambil tersenyum senang begitu juga Dirga, membuat mata Savira berkaca-kaca dan sebisa mungkin menahan tangisnya, tidak ia tidak bisa menangis disini. Tidak didepan kedua sahabatnya dalam keadaan seperti ini. Ia harus kuat, ia harus menghindar sebentar, tapi tubuhnya terasa kaku untuk sekedar berdiri jadi ia memilih untuk diam dan memaksakan sebuah senyuman.

“Ah iya, aku hampir lupa. Savira, ada yang ingin aku tunjukkan padamu,” ucap Farel tiba-tiba “Kalian berdua, kalau aku meminjam pacarku sebentar keberatan nggak?” tanya Farel kearah Dirga dan Seril “Sebenarnya tadi aku sedang mencarinya dan sangat ingin menunjukkan hal itu, please…” pintanya lagi.

“Boleh saja sih, tapi Savira bilangkan tadi kalau ia sangat lapar. Kamu nggak mau menunggunya untuk selesai makan dulu?” tanya Dirga sedikit kaget dan bingung.

“Ini benar-benar penting, maaf yaa… ayo Savira. Ikut aku sekarang…” ajak Farel dan menarik Savira untuk membantunya berdiri dan meninggalkan kantin, sementara Savira hanya diam tanpa bisa membantah lagi, tenaganya benar-benar habis dan tidak tersisa lagi sekarang.

Cerpen cinta Sweety heart


“Kamu bisa menangis sekarang, untuk hari ini. Aku akan berbaik hati membiarkanmu menangis. Tapi tidak untuk lain kali, apalagi menangisi pria lain” ucap Farel ketus, sementara itu mereka berdua duduk diatap gedung kampusnya, tempat favorit Farel.

“Aku tidak menangis,” kilah Savira.

“Yasudah kalau begitu terjun saja sana. Matamu itu sudah penuh dengan air mata, setidaknya kamu harus menangis agar hatimu lebih nyaman,” bantah Farel, Savira menatap kearah Farel dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia tau saat ini kalimat itu memang tidak pantas diucapkan dengan nada sekasar itu, tapi ia yakin ada kekhawatiran disetiap katanya.

Perlahan, Farel menarik Savira kedalam pelukannya. Awalnya Savira kaget harus menolak atau tetap diam. Tapi kemudian ia membiarkannya, dan tanpa bisa dibendung lagi air matanya mengalir dengan deras. Savira menangis dalam pelukan Farel meluapkan semua rasa nyesek dihatinya. Meskipun hatinya terasa cukup sakit, tapi pelukan Farel terasa cukup nyaman.

Bersambung

  • Judul cerpen: Sweety Heart
  • Penulis: Mia Mulyani
  • Part: 05 - tak terhingga
  • Panjang: 1.958 word
  • Genre: Remaja, romantis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar